Efek Blog

Wejangan Walisongo : Wejangan Syeh Ibrahim*



Berikut ini adalah 25 perkara wejangan atau pesan salah satu Walisanga yaitu Syeh Ibrahim (Maulana Malik Ibrahim)( - salah satu walisanga yang masih keturunan Rasulullah. Maulana Malik Ibrahim adalah adik kakek Susuhunan (Sunan) Ampel Denta (Raden Ali Rahmatullah atau Bong Swie Hoo)(1401 - 1481 M)**. nama lain dari Maulana Malik Ibrahim adalah Kakek Bantal, Susuhunan (Sunan) Tandhes, Sunan Raja wali, Wali Quthub, atau Mursyidul Auliya' Wali Sanga, Sayyidul Auliya' Wali Sanga.



1. Menyesali sedalam-dalamnya tindakan salah yang telah dikerjakan dan bertaubat, karena ia tidak bermanfaat dan tidak baik, dan berniat mengembalikan harta orang lain yang diambilnya secara tidak sah. Jika tidak mungkin mengembalikan, maka dengan meminta kerelaannya, karena yang disakiti hatinya itu akan bersikap baik jika diminta kerelaanya.

2. Berjuang keras sejauh  dapat dilakukan, setelah mnegetahui.

3. Tidak akan berkata apa pu, kecuali sangat perlu, serta tidak henti-hentinya menyebut nama Allah.

4. Mau menyadari bahwa dirinya berhutang kepada Allah. Didalam hatinya  - baik saat duduk, makan, tidur, dan dalam segala akktivitas lainnya - senantiasa tidak melupakan Allah.

5. Tetap teguh berpegang pada peraturan, meskipun dirayu pihak orang lain.

6. Rajin berguru ,karena  baginda rasulullah bersabda, "Barang siapa yang tidak punya guru, maka seta akan bertindak sebagai guru." Jika tidak ada guru, carilah sanak saudara yang bisa menunjukkan kebaikan dan anggaplah dia sebagai guru.

7. Hendaknya tidak berbeda antara hati dan mulut (rasa dengan kata) dan jangan selalu berpikir tentang dunia.

8. Hendaknya menepati janji, terpercaya dalam tingkah laku dan selalu bertindak dalam kebaikan.

9. Hendaknya membatasi nafsu makan, pandangan mata. dan dalam ucapan, karena jika sudah mengetahui kejahatan dari nafsu, tidak akan ada yang bisa mengendalikan kesenangan dan kehendaknya. Orang-orang yang sering membual, tidak akan punya kekuatan hati untuk bisa mengajukan penyesalan kepada Allah, karena kebohongannya dalam berucap telah melebihi durhakanya - dalam perbuatan dosa oleh - semua anggota badan yang lain.

10. Melaksanakan hukum dan amaliah agama secara terang-terangan dan tidak berdiskusi dengan pengikut Qadariyah, kecuali terpaksa.

11. Tidak makan dan minum kecuali benar-benar lapar dan haus, dan tidak tidur kecuali sangat mengantuk.

12. Tidak berdiskusi dengan wanita yang membangkitkan nafsu birahi.

13. menjaga pandangan, tidak melihat kecuali yang ada di depan mata, tidak sok ingin tahu, dan tidak menjenguk rumah sesama muslim, karena hal itu oleh Rasulullah dihukumi munafik.

14. Tidak pernah lepas dari keadaan bersuci dari hadats (selalu punya wudhu).

15. Tidak bergabung dengan orang munafik, penghasut, pemfitnah, dan orang yang selalu menyelewengkan serta melecehkan agama.

16. Tidak hanya membicarakan soal dunia, dan tidak berbuat kasar (bertengkar) terhadap sesama muslim.

17. Tidak mengatakan pasti terhadap yang akan dilakukan (disanggupkan) karena memastikan itu munafik. Orang Islam jika menyatakan suatu kesanggupan harus dibarengi dengan mengatakan Insya Allah.

18. Jangan menipu orang, jangan mengatakan yang tidak benar kepada orang lain; beritahu dirimu sendiri dengan apa adanya dan jangan mengadu domba.

19. Hendaknya membimbing orang lain ke arah kebajikan, juga hendaknya mencegah orang lain berbuat jahat.

20. Janganlah menuruti kehendak setan, jangan mendengarkan setiap pengaduan. Hendaknya diperiksa mana yang benar dan mana yang salah.

21. Hendaknya mengikis nafsu marah, lalu bersabar, dan tidak emosi jika ada yang menyebabkan kesalnya hati.

22. Jangan takabur dan  berbangga diri, jangan sombong dan meremehkan orang dan jangan mengagungkan diri karena kekuasaan sebab berharta. Jangan berkata, "Siapa yang menyamai saya?" dan jangan berkata, "tidak ada yang saya takuti." Tanda orang yang sombong ialah suka kepada diri dan perkataaanya sendiri dan tidak memperhatikan pendapat orang lain.

23, Jangan mendengki, yaitu sikap tidak senang jika orang lain mendapat anugerah dan nikmat dari Allah, baik berupa uang atau lainnya.

24. Jangan banyak merenung mengapa jauh dari Allah, tanpa solusi.

25. Berusahalah sekuat tenaga untuk mencapai perkara-perkara berikut ini :
a. kendaraan yang memuat banyak penumpang,
b. rumah yang luas,
c. kain panjang yang kuat (tebal), dan
d. lampu yang terang.
Rumah yang luas, berarti banyak berbicara kebaikan. kain panjnag yang kuat (tebal) berarti kuat memegang kehormatan. Lampu yang terang, berarti pengetahuan dan kebijaksanaan yang benar.
Demikian juga dalam persahabatan. Bersikap ini juga harus diperlakukan terhadap anak cucu dalam menyantuni dan menjaganya, dalam hal makanan dan tempat tinggal sama keadaannya. Jika mempunyai murid banyak hendaknya sama-sama diberi kasih sayang, diperhatikan, dan jangan dihinakan.
yang disebut pertapa, yaitu melaksanakan sembahyang (shalat), membaca Al-Qur'an, duduk dalam masjid (i'tikaf), dan memilih teman duduk yang baik.

* Sumber : Rachmad Abdullah, 2015, Walisongo : Gelora Dakwah dan Jihad Di Tanah Jawa (1404 - 1482 M) hal 142 - 146, Sukoharjo, Al Wafi Solo
** Sumber : Damar  Shashangka, 2012, Sabda Palon : Cetakan IV, Jakarta Selatan, Dolphin