Efek Blog

Menghitung Tengah Malam dan Sepertiga Malam yang Akhir

Pendahuluan:
Kita, dalam kehidupan sehari-hari sering mendengar istilah “Tengah Malam”. Di dalam Islam kita mengenal istilah “Sepertiga-Malam-Terakhir”. Istilah ini berhubungan dengan ibadah sholat qiyamul lail atau sholat tahajjud, yang disyariatkan. Nah, pada pukul berapakah tepatnya istilah-istilah tersebut berada? Apakah istilah pertengahan malam, bila ditinjau dari syariat Islam, ditunjukkan dengan angka 12 di jam kita? Kalau tidak, bagaimana pula cara menentukannya? Barangkali juga muncul pertanyaan, apakah waktu sepertiga-malam-terakhir itu ajeg setiap harinya, ataukah berubah-ubah, atau bagaimana? Penjelasan di bawah ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi. Insya Alloh mudah dan sederhana.
Bagaimana kita menentukan pertengahan malam:
Pertama-tama, kita tentukan dulu waktu tenggelamnya matahari dan waktu terbit fajar.
Kemudian kita hitung jarak waktu antara keduanya.
Kemudian hasilnya kita bagi dua .
Lalu hasil pembagian tersebut kita tambahkan waktu tenggelamnya matahari.
Maka hasil dari penambahan tersebut adalah waktu pertengahan malam.
Secara matematis digambarkan berikut ini.
Waktu Tengah Malam =
Wkt Tenggelam Matahari + [ (Wkt Terbit Fajar – Wkt Tenggelam Matahari) / 2 ]
Misalnya, jika waktu tenggelamnya matahari adalah pukul 18.00 dan waktu terbit fajar esok hari adalah pukul 05.00, maka jarak waktu antara keduanya setelah kita hitung adalah 11 jam. Waktu 11 jam ini kita bagi menjadi dua, maka hasilnya adalah5 jam 30 menit. Kemudian hasil pembagian tersebut kita tambahkan kepada waktu matahari tenggelam, maka 18.00 + 5.30 = 23.30, maka jadilah waktu pertengahan malam adalah 23.30 (pukul setengah 12 malam, -zuh).
Bagaimana kita menentukan sepertiga malam yang akhir:
Kita cari dulu selisih perbedaan waktu antara waktu matahari tenggelam dengan waktu fajar terbit sebagaimana di atas. Lalu hasilnya kita bagi tiga.
Jadi, pukul 18.00 + (11 jam / 3) = 18.00 + 3 jam 40 menit = pukul 01.20.(ralat, -zuh)
Hasil pembagian tersebut kemudian dipakai untuk mengurangi waktu terbit fajar keesokan hari (dalam contoh ini waktu terbit pukul 05.00).
Jadi, pukul 05.00 – (11 jam / 3) = 05.00 – 3 jam 40 menit = pukul 01.20.
Maka permulaan sepertiga malam yang akhir adalah pada pukul 01.20 pagi (dini hari).
Waktu ini tidaklah tetap, akan tetapi akan berubah-ubah dari satu musim ke musim yang lain, tergantung waktu terbit fajar dan tenggelamnya matahari.
Keutamaan sholat pada sepertiga malam yang akhir.
Dari Abu Huroiroh, bahwa Rosululloh sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Robb kami tabarroka wa ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia (terendah), yaitu saat tertinggal sepertiga malam yang akhir. Dia berfirman: “Siapa yang berdo’a kepadaKu akan Kukabulkan, siapa yang meminta kepadaKu akan Kupenuhi, dan siapa yang meminta ampun kepada Ku akan Kuampuni.” (HR. Bukhori Muslim)
Disadur dari:
Majalah Qiblati edisi 04 tahun III 01-2008/12-1428 dengan pengeditan seperlunya.
Keyword: Tahajud, sholat malam, salat, solat.
*) Jika Anda masih bingung dengan cara menghitung waktu awal mulai “sepertiga malam yang terakhir”, berikut ini saya tulikan rumusnya:
Wkt MULAI Sepertiga Malam yg Terakhir
= Wkt Fajar – [ (Selisih Wkt Fajar dg Wkt Tenggelam Matahari) / 3 ]
atau
Wkt MULAI Sepertiga Malam yg Terakhir
= Wkt Fajar – [ (Selisih Wkt Fajar dg Wkt Tenggelam Matahari) x (1/3) ]
atau
Wkt MULAI Sepertiga Malam yg Terakhir
= Wkt Tengg. Matahari + [ (Selisih Wkt Fajar dg Wkt Tengg. Matahari) x (2/3) ]